Harian Pers | Dalam rangka memperkuat Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan kasus stunting di kabupaten Cianjur, Perwakilan BKKBN Cianjur mengadakan kegiatan Gathering “Kolaborasi Bersama dalam Menggerakkan Masyarakat untuk Cegah Stunting”.
Turut hadir Kepala UPTD P5A Kabupaten Cianjut Caca, Bidan kecamatan Cikalong Kulon, dan di ikuti ratusan warga, dalam kegiatan diadakan di kantor kecamatan Cikalong Kulon rabu, (13/6/23).
Kepala UPTD P5A kabupaten Cianjur, Caca, menyampaikan bahwa penanganan stunting sangat penting dalam menyongsong bonus demografi Indonesia pada tahun 2045. Bonus demografi tersebut tidak akan tercapai jika angka stunting tidak diturunkan atau diatasi dengan baik.
“Pada masa bonus demografi, Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak dibandingkan dengan nonproduktif. Namun, hal ini tidak akan tercapai tanpa pengorbanan, salah satunya adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),” katanya.
Caca membeberkan, Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan pada anak, yang melibatkan pertumbuhan fisik dan kecerdasan di bawah rata-rata,” ucapnya.
“Beberapa faktor yang menyebabkan stunting antara lain kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang, sering mengalami sakit-sakitan, dan pola asuh yang tidak tepat,” imbuhnya.
Caca menilai, menyampaikan informasi mengenai dampak stunting kepada masyarakat sangat penting, karena anak-anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi masa depan yang suram.
Lebih lanjut ia menyampaikan, dalam penanganan stunting, terdapat tiga pendekatan yang harus dilakukan. Pertama, sasaran penanganan dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, anak balita, dan balita.
Kedua, penanganan dilakukan secara kolaboratif melalui pendekatan pentahelix atau melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, media massa, perguruan tinggi, dan komunitas dan Ketiga, intervensi penanganan harus dilakukan terhadap penderita stunting.Tutupnya.