Cianjur Harianpers.Com, 13 Juni 2025 – Tujuh bulan pasca bencana longsor besar di Cianjur Selatan pada November 2024, ribuan warga masih mengungsi tanpa kepastian pemulihan. Longsor tersebut menghancurkan puluhan rumah dan membuat ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal.
Anggota DPRD Cianjur Fraksi Gerindra, Angga Linoseva, menyatakan bahwa masyarakat terus mempertanyakan realisasi janji bantuan. “Mereka lelah menunggu. Proses pembangunan rumah dan relokasi berjalan terlalu lambat,” tegas Angga saat ditemui di kantor DPRD, Kamis 12 Juni 2025.
Angga mengaku telah mendorong dinas terkait untuk mempercepat verifikasi data. Ia juga berencana mengalokasikan aspirasi dana tahun 2026 untuk membangun infrastruktur di Kecamatan Kadupandak, wilayah terdampak paling parah.
Sementara itu, Kepala BPBD Cianjur, Asep Kurniajaya, mengakui keterlambatan terjadi karena perubahan mekanisme pendataan. “BNPB meminta proses satu tahap berbasis KK dan NIK, bukan dua tahap seperti rencana awal,” jelasnya.
Asep menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim). “Kami selalu memantau progresnya, tetapi proses masih berada di bagian hukum Setda Cianjur,” tambahnya.
Ribuan keluarga korban longsor Cianjur Selatan terus mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mempercepat penyaluran bantuan dana relokasi dan sewa. Mereka berharap bantuan dapat segera disalurkan sehingga mereka dapat kembali ke rumah mereka dan memulai hidup baru.