HarianPers || Indramayu – S (Inisial), anak pelajar Sekolah Dasar kelas 5 diduga mengalami perundungan (bullying) oleh anak Sekolah Menengah Pertama (SMPN 1 Balongan) kelas 9, disaat bermain sepak bola bersama di lapangan gelar mandala Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Senin (19/8/2024).
T (inisial) Kakek korban saat di konfirmasi media menceritakan peristiwa perundungan yang menimpa cucunya telah sering terjadi. Puncaknya, saat cucu bermain sepak bola bersamaan dengan teman – temannya dan 2 pelaku.
Saat itu, posisi korban sebagai penjaga gawang yang membuat pelaku geram, karena tidak ada satu pun tendangan pelaku FS dan AG menjebol gawang Korban S (SDN Kelas 5). Dan selesai bermain, pelaku menghampiri korban lalu melakukan perundungan (bullying).
“Lagi bermain cucu saya diinjak, ditendang serta dipukul sampai mengalami luka memar dan juga dipaksa makan pasir (cerita S, saya sedang menikmati makanan. Tiba-tiba datang pelaku AG menaburkan pasir pada makanan lalu memaksa korban memakannya).” Terangnya.
Lanjut kakek korban, hal itu dilakukan pelaku tidak kali ini saja, pelaku pernah melakukan meminta uang juga perundungan, kejadian sekarang ini yang ketahuan, dan peristiwa tersebut sudah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu dan langsung turun tangan untuk menyelesaikan, akan tetapi penyelesaian itu tidak ada kejelasan. Ucapnya.
Sementara itu, Istiroha, S.Pd., M.M Kepala sekolah SMPN 1 Balongan (tidak bisa ditemui), akan tetapi Ranadi sebagai (BK) membenarkan bahwa FS dan AG bersekolah di sini dan pihak sekolah pun sudah menyerahkan segala sesuatunya kepada Dinas.
“Pihak sekolah sudah berupaya memanggil anak didik kami dan segala sesuatunya sudah diserahkan kepada kedinasan.” Ucap Ranadi.
Selain itu, A Jani Ketua PPWI DPC Kabupaten Indramayu sangat menyesalkan dengan adanya kejadian pembullian/perundungan ini.
“Saya akan bantu untuk menindaklanjuti persoalan ini kepihak berwajib, karena pelaku sudah tidak manusiawi dan kasihan juga korban hanya tinggal dengan kakek neneknya dan seharusnya pihak sekolah SMPN 1 Balongan, fokus lagi dalam mendidik anak didknya. Beri sangsi jika kesalahan itu terbukti. Tegasnya.
Sampai pemberitaan ini dinaikan pihak pelaku belum bisa di konfirmasi.(R**).