mostbet casinomostbet1win aviatorpin upmostbetmostbet az casinopinup kzpin up azmostbet aviator loginaviatorlucky jet casinoonewinlucky jet crashpinup4rabetmostbet az1win cassino4r bet1 win indiapin-up1win kzmostbet kzpin up indiamosbet india1win casino1win slotlucky jetpin uplacky jet1win casinolucky jetмостбет кзpinap4rabet pakistan4a betpinup login1 winmosbetmosbetaviator1win casinomosbet1 win az1win casino1winmostbet aviator loginmostbetparimatchparimatchpin up casino india1win
Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaHukum Kriminal

Kasus HDN Viral, Kuasa Hukum Akan Datangkan Saksi Ahli Forensik/Visum dan Saksi Ahli Bahasa

9812
×

Kasus HDN Viral, Kuasa Hukum Akan Datangkan Saksi Ahli Forensik/Visum dan Saksi Ahli Bahasa

Sebarkan artikel ini

HARIAN PERS  || Anak sulung dari terdakwa HDN (50) menduga adanya kejanggalan pada kasus yang menimpa ayahnya. Pasalnya pada kesaksian yang diterangkan saksi pada dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut umum diduga kuat tidak berkesesuaian dengan fakta yang terjadi.

Diberitakan sebelumnya bahwa HDN pada bulan November lalu melerai perkelahian antara anak dan temannya di salah satu tempat pengajian. Namun tidak sengaja tangan HDN mengenai wajah bagian pipi kiri.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut sumber yang ada di lokasi sodara HDN memang melerai perkelahian anak bungsunya.

Nanun. Seorang oknum guru ngaji diduga mengada ngada keterangan kepada pihak kepolisian.

” Upaya damai sudah ditempuh, setiap bertemu saya, ayah saya dan ibu saya juga telah meminta maaf, bahkan saat kejadian juga ayah saya langsung meminta maaf dan mengelus ngelus korban,” kata Anak sulung HDN, di rumahnya, (31/8/24).

Selain itu, upaya damai juga sudah dilakukan oleh pihak kepolisian polsek mande dan pernah juga difasilitasi oleh sekertaris MUI kecamatan. Namun hasilnya nihil.

” Kejadian ini sudah hampir 10 bulan dan saya selalu meminta maaf walaupun tidak setiap hari. Saya meminta maaf mengakui kesalahan ayah saya. Akan tetapi setelah sepuluh bulan berlalu pada tanggal 8 agustus, saya mendapat telepon dari penyidik untuk melakukan mediasi. Namun saat menunggu mediasi kami dibawa ke kejaksaan dan langsung dilakukan penahanan dengan alasan keluarga korban tidak datang,” terangnya.

Anak terdakwa dan terdakwa menurut pengakuannya, terus diberi arahan agar memberikan pengakuan dan meminta maaf, agar hukuman yang dijatuhkan hakim dapat seringan ringannya.

” Saya terus berupaya menuruti masukan dari penyidik dan kejaksaan agar mengaku dan meminta maaf dan tentu saya menyetujuinya. Namun ketika sidang pertama pada hari kamis tanggal 22 kemarin, kuasa hukum ayah saya tidak diberitahu. Maka hari seninya kuasa hukum kami mendatangi kejaksaan untuk meminta penjelasan dan meminta surat Dakwaan,” ungkapnya.

Ternyata, sambungnya, surat Dakwaan dari kesaksian ternyata diduga ada setingan, Saksi jauh dari fakta kejadian.

” Dalam Dakwaan sodara saksi menyebutkan bahwa ayah saya menarik baju korban dan langsung menamparnya satu kali. Ini jelas kami menilai tidak masuk akal. Karena bekas tamparan pasti ada ciri khas bekas tangan. Namun pada hasil Visum menunjukan bahwa tidak ada bekas tamparan yang memang setahu saya kalau bekas tamparan itu pasti memiliki ciri khas tersendiri. Hasil Visum yang dikeluarkan oleh dokter dari RS Bhayangkara menyebutkan bahwa luka yang dialami korban adalah bekas kekerasan benda tumpul,” terangnya.

Maka dari itu, lanjut Anak terdakwa, saya yakin bahwa saksi memberikan keterangan atau kesaksian palsu yang merugikan ayah saya dan keluarga saya sehingga ayah saya kini harus berdiam diri dibalik jeruji besi.

” Jelas kesaksian palsu saksi oleh hasil visum juga sudah terbantahkan, makanya saya tidak mengerti mengapa saksi begitu tega mengada ngada kesaksian seperti itu.” Bekas tamparan ko jadi luka memar bekas benda tumpul”, aneh aneh saja,” tandasnya dengan wajah kecewa.

Anak terdakwa meminta agar sodara saksi diperiksa sebaik baiknya seadil adilnya dan pada saat kesaksian disumpah diatas alquran. Karena saksi seperti ini sangat merugikan orang lain, dan dikhawatir jika saksi tidak diberikan sanksi akan mengulangi perbuatannya kembali.

” Saksi seperti ini harus diperiksa kembali dan perlu diketahui bahwa saksi ini sering berpindah pindah rumahnatau kontrakan. Saya khawatir disetiap kampung yang ia singgahi perilakunya tidak berubah. Maka dari itu saya harap saksi diperiksa kembali,” ujarnya.

Kemudian, saya memohon agar kejaksaan negeri Cianjur mengkaji ulang antara kesaksian saksi dengan hasil visum yang telah keluar.

” Tolong dikaji kembali keterangan saksi dan hasil visum, karena jika bertanya pada ibu korban kemungkinan ibu korban tidak terlalu mengetahui karena pada saat itu, ibu korban tidak ada di lokasi. Kemudian satu lagi, saksi ini pernah membawa dua orang saksi anak ke polsek mande tanpa didampingi orang tua dan saya khawatir kedua saksi anak itu diiming imingi atau dibujuk supaya pengakuannya sama dengan keterangan saksi,” pungkasnya.

Sementara Kuasa Hukum terdakwa Kusnandar Ali, S.H.  mengatakan”, dalam persidangan nanti saya akan mengajukan saksi ahli terkait Visum dan saksi ahli bahasa untuk memperjelas antara bekas tamparan jari tangan yang tidak begitu keras dan Benda Tumpul”, terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Mohon maaf ya, Carilah Berita Sendiri.................