mostbet casinomostbet1win aviatorpin upmostbetmostbet az casinopinup kzpin up azmostbet aviator loginaviatorlucky jet casinoonewinlucky jet crashpinup4rabetmostbet az1win cassino4r bet1 win indiapin-up1win kzmostbet kzpin up indiamosbet india1win casino1win slotlucky jetpin uplacky jet1win casinolucky jetмостбет кзpinap4rabet pakistan4a betpinup login1 winmosbetmosbetaviator1win casinomosbet1 win az1win casino1winmostbet aviator loginmostbetparimatchparimatchpin up casino india1win
Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaDaerah

Indramayu Segera Miliki TPST, Kelola Sampah Jadi Keripik Sampah

83
×

Indramayu Segera Miliki TPST, Kelola Sampah Jadi Keripik Sampah

Sebarkan artikel ini
Indramayu Segera Miliki TPST, Kelola Sampah Jadi Keripik Sampah

HarianPers || Indramayu – Pemerintah Kabupaten Indramayu menyambut baik audiensi tim pelaksanaan program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) yang digagas oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (18/3/2025).

Diketahui, Program ISWMP bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek teknis dan tata kelola pengelolaan sampah. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan sistem pengelolaan sampah di Indramayu dan daerah lainnya dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Salah satu aspek utama dalam program ini adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pecuk di Indramayu, yang memiliki kapasitas terbesar dibandingkan daerah lain yaitu 300 ton sampah per hari.

Dirjen Cipta Karya, Ketua CPMU (Central Project Management Unit) Program ISWMP, Sandhi Eko Bramono, menjelaskan, TPST ini menggunakan teknologi pengeringan untuk menghasilkan “keripik sampah” yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

Sistem ini dirancang agar residu sampah yang tidak dapat diolah maksimal hanya 12%. Sampah yang telah dipilah akan diproses menjadi bahan bakar alternatif yang akan digunakan sebagai campuran batu bara, dengan PT Indocement sebagai salah satu vendor penerima hasil pengolahan RDF (Refuse-Derived Fuel).

Selain infrastruktur, pengelolaan sampah yang efektif juga memerlukan tata kelola yang baik dan edukasi masyarakat. Oleh karena itu, Kemen PU mendukung konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat, salah satunya melalui pilot project di Kelurahan Lemah Abang. Program ini telah berjalan sejak 2023 dan menunjukkan hasil positif, dengan makin banyaknya warga yang sadar akan pentingnya memilah sampah.

Model pengelolaan di Blok Jambengan RT 6 RW 1 Kelurahan Lemah Abang juga sedang disiapkan untuk direplikasi ke enam kecamatan lain, yaitu Kertasemaya, Jatibarang, Karangampel, Balongan, Indramayu, dan Sindang.

Saat ini, proses lelang TPST Pecuk masih berlangsung dan dijadwalkan selesai pada 27 Maret. Penandatanganan kontrak direncanakan pada minggu kedua April, dengan target pembangunan selesai dalam delapan bulan dan pendampingan operasional selama enam bulan.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menyebut proyek ini sebagai sebuah terobosan luar biasa. Output yang dihasilkan bisa langsung dimanfaatkan, menjadikannya sebuah “hadiah besar” dari Kementerian PUPR.

“Proyek ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah yang memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan para pengelola dan pihak terkait,” ungkapnya.

Bupati Lucky Hakim juga menegaskan, tantangan utama adalah bagaimana memastikan sampah sudah terpilah sebelum diproses. Meskipun ini tugas yang tidak mudah, dia tetap optimis dan mendukung target residu maksimal 12%.

“Tantangan terbesar adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari sumbernya, yang menjadi kunci keberhasilan program ini. Terpenting bagi pemerintah daerah adalah memastikan pengelolaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi masyarakat,” tambahnya. (Diskominfo Indramayu)

Penulis : Roro Wilis

aan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (18/3/2025).

Diketahui, Program ISWMP bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek teknis dan tata kelola pengelolaan sampah. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan sistem pengelolaan sampah di Indramayu dan daerah lainnya dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan.

Salah satu aspek utama dalam program ini adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pecuk di Indramayu, yang memiliki kapasitas terbesar dibandingkan daerah lain yaitu 300 ton sampah per hari.

Dirjen Cipta Karya, Ketua CPMU (Central Project Management Unit) Program ISWMP, Sandhi Eko Bramono, menjelaskan, TPST ini menggunakan teknologi pengeringan untuk menghasilkan “keripik sampah” yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

Sistem ini dirancang agar residu sampah yang tidak dapat diolah maksimal hanya 12%. Sampah yang telah dipilah akan diproses menjadi bahan bakar alternatif yang akan digunakan sebagai campuran batu bara, dengan PT Indocement sebagai salah satu vendor penerima hasil pengolahan RDF (Refuse-Derived Fuel).

Selain infrastruktur, pengelolaan sampah yang efektif juga memerlukan tata kelola yang baik dan edukasi masyarakat. Oleh karena itu, Kemen PU mendukung konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat, salah satunya melalui pilot project di Kelurahan Lemah Abang. Program ini telah berjalan sejak 2023 dan menunjukkan hasil positif, dengan makin banyaknya warga yang sadar akan pentingnya memilah sampah.

Model pengelolaan di Blok Jambengan RT 6 RW 1 Kelurahan Lemah Abang juga sedang disiapkan untuk direplikasi ke enam kecamatan lain, yaitu Kertasemaya, Jatibarang, Karangampel, Balongan, Indramayu, dan Sindang.

Saat ini, proses lelang TPST Pecuk masih berlangsung dan dijadwalkan selesai pada 27 Maret. Penandatanganan kontrak direncanakan pada minggu kedua April, dengan target pembangunan selesai dalam delapan bulan dan pendampingan operasional selama enam bulan.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menyebut proyek ini sebagai sebuah terobosan luar biasa. Output yang dihasilkan bisa langsung dimanfaatkan, menjadikannya sebuah “hadiah besar” dari Kementerian PUPR.

“Proyek ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah yang memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan para pengelola dan pihak terkait,” ungkapnya.

Bupati Lucky Hakim juga menegaskan, tantangan utama adalah bagaimana memastikan sampah sudah terpilah sebelum diproses. Meskipun ini tugas yang tidak mudah, dia tetap optimis dan mendukung target residu maksimal 12%.

“Tantangan terbesar adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari sumbernya, yang menjadi kunci keberhasilan program ini. Terpenting bagi pemerintah daerah adalah memastikan pengelolaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi masyarakat,” tambahnya. (Mzk).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *