Indramayu Segera Miliki TPST, Kelola Sampah Jadi Keripik Sampah

- Penulis

Rabu, 19 Maret 2025 - 09:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indramayu Segera Miliki TPST, Kelola Sampah Jadi Keripik Sampah

i

Indramayu Segera Miliki TPST, Kelola Sampah Jadi Keripik Sampah

HarianPers || Indramayu – Pemerintah Kabupaten Indramayu menyambut baik audiensi tim pelaksanaan program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) yang digagas oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (18/3/2025).

Diketahui, Program ISWMP bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek teknis dan tata kelola pengelolaan sampah. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan sistem pengelolaan sampah di Indramayu dan daerah lainnya dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan.

Salah satu aspek utama dalam program ini adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pecuk di Indramayu, yang memiliki kapasitas terbesar dibandingkan daerah lain yaitu 300 ton sampah per hari.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dirjen Cipta Karya, Ketua CPMU (Central Project Management Unit) Program ISWMP, Sandhi Eko Bramono, menjelaskan, TPST ini menggunakan teknologi pengeringan untuk menghasilkan “keripik sampah” yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

Sistem ini dirancang agar residu sampah yang tidak dapat diolah maksimal hanya 12%. Sampah yang telah dipilah akan diproses menjadi bahan bakar alternatif yang akan digunakan sebagai campuran batu bara, dengan PT Indocement sebagai salah satu vendor penerima hasil pengolahan RDF (Refuse-Derived Fuel).

Selain infrastruktur, pengelolaan sampah yang efektif juga memerlukan tata kelola yang baik dan edukasi masyarakat. Oleh karena itu, Kemen PU mendukung konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat, salah satunya melalui pilot project di Kelurahan Lemah Abang. Program ini telah berjalan sejak 2023 dan menunjukkan hasil positif, dengan makin banyaknya warga yang sadar akan pentingnya memilah sampah.

Model pengelolaan di Blok Jambengan RT 6 RW 1 Kelurahan Lemah Abang juga sedang disiapkan untuk direplikasi ke enam kecamatan lain, yaitu Kertasemaya, Jatibarang, Karangampel, Balongan, Indramayu, dan Sindang.

Baca Juga:  Wujudkan Program Indramayu Berzakat, Desa Babadan Salurkan Zakat Pertanian Kepada 219 Mustahiq

Saat ini, proses lelang TPST Pecuk masih berlangsung dan dijadwalkan selesai pada 27 Maret. Penandatanganan kontrak direncanakan pada minggu kedua April, dengan target pembangunan selesai dalam delapan bulan dan pendampingan operasional selama enam bulan.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menyebut proyek ini sebagai sebuah terobosan luar biasa. Output yang dihasilkan bisa langsung dimanfaatkan, menjadikannya sebuah “hadiah besar” dari Kementerian PUPR.

“Proyek ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah yang memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan para pengelola dan pihak terkait,” ungkapnya.

Bupati Lucky Hakim juga menegaskan, tantangan utama adalah bagaimana memastikan sampah sudah terpilah sebelum diproses. Meskipun ini tugas yang tidak mudah, dia tetap optimis dan mendukung target residu maksimal 12%.

“Tantangan terbesar adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari sumbernya, yang menjadi kunci keberhasilan program ini. Terpenting bagi pemerintah daerah adalah memastikan pengelolaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi masyarakat,” tambahnya. (Diskominfo Indramayu)

Penulis : Roro Wilis

aan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (18/3/2025).

Diketahui, Program ISWMP bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek teknis dan tata kelola pengelolaan sampah. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan sistem pengelolaan sampah di Indramayu dan daerah lainnya dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan.

Salah satu aspek utama dalam program ini adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pecuk di Indramayu, yang memiliki kapasitas terbesar dibandingkan daerah lain yaitu 300 ton sampah per hari.

Dirjen Cipta Karya, Ketua CPMU (Central Project Management Unit) Program ISWMP, Sandhi Eko Bramono, menjelaskan, TPST ini menggunakan teknologi pengeringan untuk menghasilkan “keripik sampah” yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

Baca Juga:  Persaingan Ketat di Kongres PWI 2025: Tujuh Nama Berebut Kursi Panas

Sistem ini dirancang agar residu sampah yang tidak dapat diolah maksimal hanya 12%. Sampah yang telah dipilah akan diproses menjadi bahan bakar alternatif yang akan digunakan sebagai campuran batu bara, dengan PT Indocement sebagai salah satu vendor penerima hasil pengolahan RDF (Refuse-Derived Fuel).

Selain infrastruktur, pengelolaan sampah yang efektif juga memerlukan tata kelola yang baik dan edukasi masyarakat. Oleh karena itu, Kemen PU mendukung konsep pengelolaan sampah berbasis masyarakat, salah satunya melalui pilot project di Kelurahan Lemah Abang. Program ini telah berjalan sejak 2023 dan menunjukkan hasil positif, dengan makin banyaknya warga yang sadar akan pentingnya memilah sampah.

Model pengelolaan di Blok Jambengan RT 6 RW 1 Kelurahan Lemah Abang juga sedang disiapkan untuk direplikasi ke enam kecamatan lain, yaitu Kertasemaya, Jatibarang, Karangampel, Balongan, Indramayu, dan Sindang.

Saat ini, proses lelang TPST Pecuk masih berlangsung dan dijadwalkan selesai pada 27 Maret. Penandatanganan kontrak direncanakan pada minggu kedua April, dengan target pembangunan selesai dalam delapan bulan dan pendampingan operasional selama enam bulan.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menyebut proyek ini sebagai sebuah terobosan luar biasa. Output yang dihasilkan bisa langsung dimanfaatkan, menjadikannya sebuah “hadiah besar” dari Kementerian PUPR.

“Proyek ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah yang memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan para pengelola dan pihak terkait,” ungkapnya.

Bupati Lucky Hakim juga menegaskan, tantangan utama adalah bagaimana memastikan sampah sudah terpilah sebelum diproses. Meskipun ini tugas yang tidak mudah, dia tetap optimis dan mendukung target residu maksimal 12%.

“Tantangan terbesar adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari sumbernya, yang menjadi kunci keberhasilan program ini. Terpenting bagi pemerintah daerah adalah memastikan pengelolaan yang baik dan menghasilkan manfaat bagi masyarakat,” tambahnya. (Mzk).

Follow WhatsApp Channel harianpers.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Balon ABDUL GOFUR SAMAD (AGS) Kepala Desa SEGERAN KIDUL SATRIA Calon Kuat Pilihan Rakyat
Balon Kepala Desa LIMBANGAN CERDAS H. Nurwenda Sukses Verifikasi Berkas
Verifikasi Berkas Administrasi Mixvan fatoni (rozy) Bakal Calon Kepala Desa Limbang Sukses
Verifikasi Berkas Administrasi Bakal Calon Kepala Desa Tinumpuk Sukses
Karang Taruna Kecamatan Agrabinta Sukses Tanam 110 Ribu Pohon Mangrove di Pesisir Agrabinta
MKD Jatuhkan Sanksi Etik, BEM PTNU Desak Usut Dalang Kerusuhan Agustus 2025
Resmi! Nama Kereta Wisata Jakarta–Bogor–Sukabumi–Cianjur Adalah “Jakalalana”
SEKUM PC PMII CIANJUR MENDORONG BUPATI CIANJUR SAHKAN PERBUP PADI PANDAN WANGI*
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 10 November 2025 - 17:14 WIB

Balon ABDUL GOFUR SAMAD (AGS) Kepala Desa SEGERAN KIDUL SATRIA Calon Kuat Pilihan Rakyat

Senin, 10 November 2025 - 13:59 WIB

Balon Kepala Desa LIMBANGAN CERDAS H. Nurwenda Sukses Verifikasi Berkas

Senin, 10 November 2025 - 12:41 WIB

Verifikasi Berkas Administrasi Mixvan fatoni (rozy) Bakal Calon Kepala Desa Limbang Sukses

Senin, 10 November 2025 - 12:08 WIB

Verifikasi Berkas Administrasi Bakal Calon Kepala Desa Tinumpuk Sukses

Minggu, 9 November 2025 - 19:33 WIB

Karang Taruna Kecamatan Agrabinta Sukses Tanam 110 Ribu Pohon Mangrove di Pesisir Agrabinta

Berita Terbaru